Kearifan Lokal Ngamumule Budaya Sunda
Nama :Ratni
NPM :8820118025
Prodi :Bahasa
dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah :Dasar-dasar
Menulis
Bahasa
sunda ialah bagian dari kekayaan bahasa daerah di indonesia. Tidak diketahui
kapan bahasa sunda lahir. Di perkirakan
pada sektar 15,2% bahasa indonesia ialah suku sunda. Pada prasasti
abad-14 ada bukti prasasti yang
ditemukan di Kawali Kabupaten Ciamis ditulis dengan menggunakan aksara sunda
buhan (kuno), prasasti tersebut di buat pada pemerintahan Prabu Niskala
Watukancana (1397-1475). Dalam ngamumule budaya sunda sendiri yang berarti
menjaga atau memelihara kelestarian budaya sunda. Ngamumule budaya sunda juga
dapat di artikan sebagai tindakan agar bahasa sunda tetap eksis dalam keragaman
bahasa daerah di indonesia. Bahasa sunda juga merupakan turun temurun dari kebudayaan bahasa sunda, yang diwariskan
kepada suku sunda yaitu kita semua.
Kegiatan atau acara ngamumule budaya sunda bertujuan untuk mempertahankan budaya sunda yang dimana bahasa sunda itu sendiri sering terlupakan oleh kita semua. Dalam mempertahankan kearifan lokal ngamumule budaya sunda ini, prodi bahasa indonesia setiap tahunnya menggadakan ngamumule budaya sunda, untuk mempertahankan budaya sunda, dalam ngamumule budaya sunda terdapat lomba-lomba seperti dongeng, pupuh, maca sajak, dan aksara sunda yang di ikuti oleh SMP, MTS, SMA, SMk, sederajat.
Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai ngamumule budaya sunda kita akan mewawancarai acara
ngamumule budaya sunda tahun 2020 yang dilaksanakan oleh prodi bahasa dan
sastra indonesia oleh Nisa Purwita (sebagai ketua plaksana) dan Husni Farid Fauzi (sebagai wakil).
Pada
kesempatan mewawancarai saya bertanya kepada Nisa Purwita yaitu, dalam acara
ngamumule budaya sunda tahun 2020, apakah mempunyai tema? dan apa makna dari
tema tersebut? beliau menjawab, ngamumule kali ini memiliki tema “sadia, satia, sajiwa, ngamumule budaya sunda,
yang artinya sedia yaitu bersedia, kita sebagai pemuda/pemudi bersedia untuk melestarikan budaya sunda, kedua
satia yang artinya setia, setia terhadap kebudayaan yang sudah ada, yang artinya nanti akan memiliki jiwa, yaitu
sajiwa, pemuda/pemudi cianjur di harapkan memiliki jiwa yang sama untuk melestarikan budaya-budaya yang ada”. Saya bertanya
lagi kepada beliau, di dalam kegiatan ngamumule budaya sunda tahun 2020, apakah
ada seminar?kalau ada apa sisi positif yang didapat oleh peserta seminar, dan
apa timbal baliknya?beliau menjawab, “tentu ada seminar karna di dalam acara
tombak ngamumule budya sunda pada seminar. Sisi positif nya mendengar kata
seminar itu juga mengacu kepada hal positif dan kita juga nanti akan lebih tau bagaimana
cara melestarikan sebuah budaya yang sekarang sudah terkikis oleh zaman, kita
juga akan mendapat ilmu pengetahuan, teman pengalaman, dan untuk timbal balik
untuk panitia tersebut akan merasa bangga atau senang dengan melihat terlaksananya
acara, untuk pemateri timbl baliknya, akan mendapat pengalaman, pengetahuan, ajang
silaturahmi, dan untuk peserta timbal baliknya akan mendapatkan pengetahuan,
teman, dan mendapat sertifikat dari seminar itu sendiri”. Saya juga bertanya
kepada Husni Farid Fauzi sebagai wakil acara ngamumule budaya sunda, ngamumule
budaya sunda ini, bagaimana cara anda untuk mengsukseskan acara ngamumule
budaya sunda tersebut? beliau menjawab, untuk mengsuseskan acara ini pertama
kerja samanya dari pihak panitia, panitia sudah di bagi perdivisi untuk
berkerja secara maksimal pokus pada job desnya, harus fokus kepada kemampuan
kita yang sudah ada, percaya, yakin, dengan kita bekerja sama segala hal apapun
bisa sukses, jadi kita harus yakin segala sesuatu butuh proses yang intinya
harus bekerja sama”.
Adapun
pesan yang di sampaikan dari Nisa Purwita dan HusniFarid Fauzi, pesan di
sampaikan Nisa Purwita ”harus lebih bisa semangat jangan memaksakan diri jika
tidak mampu, lihatlah kesalahan-kesalahan, evaluasi kegiatan-kegiatan yang
memang perlu di evaluasi seperti kegiatan acara ngamumule tahun ini, coba di
evaluasi lagi perbaiki lagi tahun depan agar setiap tahun acara semakin baik
lagi, jangan terlalu santai dalam menyikapi sebuah permasalahan, jangan terlalu
berleha-leha sebab jika kita berleha-leha hasilnya juga kita tidak akan maksimal, jangan
menghitung semua pekerjaan yang sudah kita lakukan, jangan menghitung beberapa
lelah, berapa letih yang sudah kita rasakan, tapi lihat lah nanti saat sebuah
acara sudah sukses bahagia yang seperti apa yang akan kalian terima”, dan pesan
yang di sampaikan Husni Farid Fauzi yaitu, “semoga kalian tetap terjaga
amanahnya, tetap terjaga komunikasi, tetap saling membantu, bekerja sama itu
adalah inti segalanya kerja sama, jangan pernah saling mengandalkan, jangan
pernah tinggikan ego masing-masing, pahami, cermati, tanya apa yang kalian
tidak bisa, lakukan yang kalian bisa. Intinya adalah kerja sama”
Mungkin
cukup itu yang saya peroleh dari hasil wawancara dan dari pemahaman saya sendiri
mengai ngamumule budaya sunda yang di selengarakan oleh prodi bahsa dan sastra
indonesia.
Komentar
Posting Komentar